1. Suci dari hadas besar dan kecil 2. Menghadap ke arah kiblat (HR Muslim), beristighfar dan dimulai dengan bacaan surah al-Fatihah, memuji Allah dan bersalawat atas Rasulullah SAW. “Jika salah seorang di antaramu berdoa, hendaklah dimulai dengan membesarkan Tuhannya Yang Maha Agung dan Maha Mulia serta menyanjung-Nya, lalu mengucapkan salawat atas Rasulullah SAW, serta setelah itu barulah ia berdoa meminta apa yang diinginkannya.” (Hadis riwayat Abu Daud dan Nasai dari Fudhalah bin Ubaid r.a.) ~ mengangkat tangan hingga ke bahu ~ gambar dari sumber Oh Islam.com ~ 3. Duduklah dalam keadaan iftirasy dan duduk tahayat akhir. Jika berdiri tegakkan badan betul-betul dan jangan menyandar. Mengangkat kedua tangan sampai kira-kira sebahu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Baginda mengangkat kedua tangannya sehingga tampak putih kedua ketiaknya dalam berdoa, dan baginda tidak berisyarat dengan jari-jari.” (Hadis riwayat Muslim dari Anas bin Malik) Dalam riwayat yang lain pula, “Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pemalu dan Maha Mulia, malu kepada hamba-hamba-Nya apabila mereka mengangkat tangan-tangan mereka kepada-Nya untuk menolaknya dengan kosong.” (Hadis riwayat al-Hakim dari Salman) ~ Rapatkan kedua belah tapak tangan ~ gambar dari sumber Oh Islam.com ~ 4. Merapatkan kedua belah tapak tangan. Pelbagai cara orang menadah tangan ketika berdoa. Kaedah yang baik dan tampak sopan ketika bermunajat dengan Allah SWT adalah lambang kesungguhan, lambang penuh pengharapan kita kepada Khalik. Pada tapak tangan kita ada banyak lambang kebesaran dan kemuliaan Allah SWT termasuk 99 nama Allah. Kita akan nampak urat tangan kanan dan kiri bercantum seakan membentuk sampan. Apabila urat tangan itu bertemu ia akan menjadi hufur ‘ba’. Titik ‘ba’ letak di hati kita. Kedudukannya rendah dari tangan yang kita tadah. Setiap huruf hijaiah di dalam Al-Quran Allah perintahkan satu malaikat menjaganya.Maka malaikat yang menjaga hufur ‘ba’ bernama ‘Har Hayaail’. Malaikat ini akan mengangkat doa kita terus mengadap Allah SWT tanpa sebarang perantara. Oleh itu berdoalah bersungguh-sungguh dengan penuh pengharapan. 5. Berdoa dengan ikhlas, suara yang perlahan (dengan suara yang lembut, di antara tidak berbunyi dengan suara keras (QS Al-Isra’ 110; QS Maryam 3), merendah diri (dengan hati yang menunduk dan penuh rasa takut kepada Allah (QS al-A’raf 55), mengaku kesalahan dosa yang lalu, dan yakin Allah akan memakbulkan doa sama ada cepat atau lambat 6. Menghadap Allah dengan isi perut dan pakaian yang halal, berdasarkan sabda Rasulullah SAW kepada Sa’ad bin Abi Waqqash, yang bermaksud, “Hai Sa’ad, jagalah soal makananmu, tentu engkau akan menjadi orang yang makbul doanya! Demi Tuhan yang nyawa Muhammad dalam genggaman-Nya! Jika seseorang memasukkan sesuap makanan yang haram ke dalam perutnya, maka tidak akan diterima doanya selama empat puluh (40) hari. Dan siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari makanan haram atau riba, maka neraka lebih layak untuk melayaninya.” (Hadis riwayat Ibnu Mardawai dari Ibnu Abbas) 7. Mengamati saat-saat yang baik bagi doanya. Seperti Hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jumaat, di tengah malam, di akhir solat dan lain-lain lagi. Firman Allah SWT, mafhumnya, “Wa bi al ashari hum yastaghfiruun” yang bermaksud, “Dan di akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).” (Surah adz-Dzariyat ayat 18 ) 8. Berdoa terus menerus sama ada semasa senang atau susah, dan tanpa putus asa. 9. Tidak melampaui batas ketika berdoa iaitu berdoa untuk meminta kebinasaan, mengakibatkan keburukan atau menginginkan kejahatan sehingga boleh memutuskan silaturrahim, kerosakkan harta benda dan kezaliman sesama umat Islam. Menurut sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Daud bahawa Rasulullah SAW bersabda, mafhumnya: “Janganlah kamu sekalian berdoa untuk kebinasaan diri, kebinasaan anak-anak, dan janganlah pula berdoa untuk kebinasaan harta benda lebih-lebih lagi jika waktu doa berkebetulan dalam waktu yang mustajab.” 10. Tidak menjadikan doanya untuk bersajak (dipuisikan), berdasarkan sebuah hadis yang bermaksud, “Akan ada suatu kaum yang melampaui batas dalam berdoa.” (al-Hadis) 11. Memantapkan apa yang sedang dimintanya, berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang bermaksud : Apabila kamu berdoa, maka hendaklah kamu berazam serta benar-benar memohon kepada Allah SWT dan janganlah berkata: “Ya Allah, jika Engkau kehendaki maka perkenankanlah kepadaku, kerana sesungguhnya Allah itu tidak ada yang memaksa kepada-Nya.” (Hadis riwayat Bukhari-Muslim dari Anas r.a.) 12. Mengulanginya tiga kali berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Sesungguhnya Rasulullah SAW biasa mengulangi doa dan istighfar tiga kali.” (Hadis riwayat Abu Daud dari Abdullah bin Mas’ud) 13. Tidak menganggap lambat atas doanya. Ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang bermaksud, “Doa seseorang itu akan dikabulkan selagi dia tidak terburu-buru menyebabkan dia berkata: 'Aku berdoa tetapi tidak dimakbulkan.'” (Hadis riwayat Bukhari-Muslim dari Abu Hurairah r.a.) Doa adalah senjata ghaib umat Islam untuk memohon pertolongan Allah. Dalam hal ini diingatkan kepada umat Islam bahawa terdapat tiga golongan yang doa mereka amat diterima oleh Allah bersandarkan kepada sebuah hadis Qudsi yang disampaikan oleh Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, “Tiga golongan yang tidak pernah ditolak doa mereka iaitu pertama, doa orang yang berpuasa; kedua, doa pemerintah yang adil; dan ketiga, doa orang yang dizalimi, di mana doa-doa mereka terbuka luas dan Allah memberi jaminan doa mereka pasti dipenuhi.” (Hadis riwayat at-Tirmidzi) Sukacita diingatkan, adalah menjadi tanggungjawab ulama dan umat Islam sekalian supaya berhati-hati tatkala berdoa. Sesungguhnya doa orang yang dizalimi dan teraniaya adalah mustajab. Apalagi kalau mereka itu orang-orang yang lemah, tiada kuasa dan orang tua. Semakin lemah mereka, maka semakin besar dan cepat pula pertolongan Allah datang membantu. Dengan sikap berhati-hati ketika berdoa, insya Allah kehidupan kita terjauh daripada melakukan pelbagai bentuk kezaliman, pembohongan, ketidakadilan, fitnah-memfitnah dan penganiayaan dalam keluarga, masyarakat, pertubuhan dan organisasi. Berdasarkan peringatan Allah SWT dan Rasulullah SAW itu, maka yakinlah, mereka yang melakukan kezaliman, fitnah dan penganiayaan kepada manusia tidak akan terlepas begitu saja. Sebagai peringatan berhubung tingkah laku kita, marilah kita menghayati firman Allah SWT mafhumnya, “Sesiapa yang mengerjakan amal soleh maka faedahnya akan terpulang kepada dirinya sendiri, dan sesiapa yang berbuat kejahatan maka bahayanya akan menimpa dirinya sendiri; dan Tuhanmu tidak sekali-kali berlaku zalim kepada hamba-hamba-Nya.” (Surah Fussilat ayat 46) Walau bagaimanapun, ada kalanya doa yang kita minta diberi ketika di dunia sementara yang lainnya tidak. Jika yang dimohon sesuai dengan kehendak-Nya, maka akan diberikannya segera, tetapi jika permohonannya tidak seiring dengan kehendak-Nya maka sebagai ganti, Dia akan memberikan sesuai dengan kehendak-Nya sebagai pilihan yang tepat. Dalam hadis Rasulullah bersabda : “Tidak seorang pun pendoa, melainkan ia berada di antara salah satu dari tiga kelompok ini: Kadangkala ia dipercepat sesuai dengan permintaannya, atau ditunda (pengabulannya) demi pahalanya, atau ia dihindarkan daripada keburukan yang menimpanya.” (Hadis riwayat Imam Ahmad dan Al-Hakim) Saya berpesan kepada diri saya sendiri serta umat Islam yang dikasihi sekalian, marilah kita sama-sama berusaha meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Mudah-mudahan kita semua beroleh kebahagiaan di dunia dan juga di akhirat. Amiin.
loading...
0 comments Blogger 0 Facebook
Post a Comment